Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman merombak beberapa jajaran di Kementerian Pertanian, mulai dari dirjen hingga direktur yang terlibat praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Sejak menjabat kembali sebagai Mentan pada Oktober 2023, Amran bergerak cepat melakukan bersih-bersih jajaran Kementan.
Selama masa kepemimpinan Amran, Kementan pun telah melakukan mutasi dan demosi pegawai sebanyak 1.479 pegawai. Selain itu, sebanyak 844 pegawai diberikan sanksi bahkan dipecat karena melakukan penyelewengan atau korupsi.
Terbaru, Amran kembali memperlihatkan ketegasannya dalam memberantas korupsi di Kementan. Pasalnya, seorang direktur di Kementan (IM) terpantau bermain mata dengan calo dalam kasus pengadaan barang dan jasa dilaporkan ke penegak hukum.
Selain itu, pada Kamis (29/8/2024), Direktur Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan), Fausiah T Landja melaporkan dugaan tindak pidana penipuan atau perbuatan curang UU No. 1 Tahun 1946 tentang KUHP, sebagaimana dimaksud dalam pasal 378 KUHP. Menurut keterangan Fausiah sebagai korban, dirinya mendapat informasi ada pihak yang mencatut namanya dan meminta para pengusaha untuk ikut dalam proyek dan diminta menyetor dana awal 15-20% kepada pihak broker.
“Kami perintah dilaporkan minggu lalu, sekarang sudah ada panggilan,” ungkap Amran.
Ia bahkan memerintahkan jajaran Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementan untuk memeriksa semua pihak atas adanya laporan calo atau broker bahwa ada oknum di Kementan yang sengaja meminta fee 20% guna memperoleh kontrak.
“Saya memerintahkan kepada Irjen melaporkan ke aparat penegak hukum terkait berita online, bahwa ada orang (calo/broker) yang menjanjikan kepada calon penyedia untuk memperoleh pengadaan di Kementan harus menyetor 15-20% dari nilai kontrak,” ujar Amran.
Konsisten Lakukan Sidak
Konsistensi Amran dalam penegakan hukum memberantas praktik KKN juga turut didukung dengan kebiasaannya melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah kantor unit pelaksana teknis (UPT) lingkup Kementan. Setiap ada petugas yang tertangkap basah melakukan pungli, Amran tidak segan untuk memecat petugas tersebut.
Dalam salah satu sidak di kantor UPT Surabaya, Amran pernah mencopot pimpinan balai dan sejumlah bawahannya karena tertangkap tidak displin dalam bekerja. Tak hanya itu, untuk memastikan Kementan bersih dari praktik KKN, Amran mengembangkan sistem pengendalian gratifikasi di lingkungan Kementan dan menolak semua gratifikasi dalam bentuk apa pun di rumah maupun kantor.
Sistem pengendalian gratifikasi tersebut pun berbuah manis bagi Kementan. Pada peringatan Hari Antikorupsi Sedunia pada Desember 2019, KPK menganugerahkan Kementan penghargaan atas sistem pengendalian gratifikasi terbaik.
Selain itu, Atas komitmen Amran tersebut, Kementan juga mampu memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan yang diberikan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam 3 tahun berturut-turut (2016-2018).
Di sisi lain, setelah kembali menjabat menjadi Menteri Pertanian pada Oktober 2023, Amran melakukan perombakan besar-besaran jajaran pejabat Kementan, puncaknya dengan memutasj sebanyak delapan orang pimpinan Eselon I. Perombakan ini dilakukan untuk mendapatkan kinerja terbaik di sektor pertanian.
Kinerja Sektor Pertanian Meningkat
Konsistensi Amran dalam memberantas tindakan korupsi di lingkungan internal Kementan, berdampak signifikan terhadap kinerja sektor pertanian. Kementan mampu membawa Indonesia mencapai swasembada beras sebanyak empat kali pada tahun 2017, 2019, 2020, dan 2021.
Raihan swasembada beras tersebut terbilang sempurna karena Indonesia sama sekali tidak mengimpor beras medium. Indonesia pun mendapatkan pengakuan dunia atas kontribusi luar biasa dalam sektor pangan saat FAO memberikan penghargaan tertinggi Agricola Medal kepada Presiden RI Joko Widodo.
Penghargaan tersebut pun dipersembahkan untuk seluruh petani dan masyarakat Indonesia yang sudah bekerja keras bagi kemajuan sektor pertanian.