P3kinews.com – Bengkulu
Kepemimpinan Gubernur Helmi Hasan dan Wakil Gubernur Mian di Provinsi Bengkulu resmi mendapat rapor merah. Dalam 100 hari pertama masa jabatan mereka, krisis kelangkaan BBM justru menjadi bukti nyata ketidakmampuan mereka memimpin dan menyelesaikan masalah paling dasar rakyatnya.
Mirisnya, penyelesaian krisis ini justru datang bukan dari mereka, tetapi dari Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, yang hanya butuh waktu kurang dari 24 jam saat turun langsung ke lapangan di Kota Bengkulu pada Selasa (27/5/2025). Dengan langkah cepat, Gibran menyapa warga yang mengantre di SPBU, menemui para pendemo, dan memastikan distribusi BBM kembali normal.
Kontrasnya sangat mencolok. Saat rakyat menderita, pejabat provinsi justru sibuk melempar alasan. Lagi-lagi pengerukan Pelabuhan Pulau Baai dijadikan kambing hitam. Padahal Bengkulu bukan wilayah terisolasi ia berada di jantung Pulau Sumatera, bukan di ujung kepulauan terpencil.
Pertanyaannya: apa yang sebenarnya dilakukan Helmi-Mian selama 100 hari?
Saat rakyat menjerit, gubernurnya menghilang. Saat negara hadir, justru pejabat daerah tak terlihat. Ini bukan sekadar kelalaian, tapi cerminan dari kegagalan memimpin.
Jika 100 hari awal sudah kacau dan kehilangan arah, bagaimana nasib Bengkulu dalam lima tahun ke depan? Masyarakat pantas kecewa, dan lebih dari itu mereka pantas marah. (David)